Selasa, 10 Mei 2016

Teruntuk Wanita Baik. Aku Akan Baik-Baik Saja

Aku mendapatkan tatapan sinis darinya. Padahal ini adalah kali pertama kami bertemu, walaupun namanya memang sudah santer terdengar di sekolahan. Andira Pramesti Lestari, siswi langganan juara kelas dan juara olimpiade Fisika.

“Kalau kayak gini caranya, gak yakin menang deh…” Dia mendengus kesal.

Padahal perkaranya sepele sekali. Karena aku berkata bahwa batu dengan massa 1 kg lebih berat daripada kapas dengan massa 1 kg pula.

Itu adalah pendapatku mengenai salah satu soal yang harus kami kerjakan. Ini adalah perlombaan adu otak yang rutin dilaksanakan di sekolah kami, dan entah kenapa aku bisa dipasangkan berkelompok dengan wanita berdarah dingin ini. Peserta adu otak ini adalah para juara kelas, yang kemudian akan dipasangkan secara acak untuk menjadi sebuah tim dengan anggota 2 orang.

Minggu, 08 Mei 2016

Untukmu, Lelaki Baik. Semoga Kamu Baik-Baik Saja

Awalnya, kupikir kamu adalah sosok yang tidak banyak bicara, dan lebih sering terlihat serius daripada tersenyum. Tapi kemudian aku yakin bahwa asumsiku terhadap dirimu selama ini, kebanyakan salah. Ternyata kamu adalah sosok yang juga suka mengoceh. Kadang menertawaiku. Kadang menasihatiku. Kadang mengejekku. Tapi lebih sering memberikan penyelesaian atas setiap masalah yang kumiliki tanpa menimbulkan masalah lainnya. Lah, kamu jadi seperti pegadaian bila kudeskripsikan seperti ini.

Aku tak pernah berpikir untuk merawat perasaan yang tak bisa diklasifikasikan hingga selama ini. Maksudku, bukankah ini sudah berjalan selama 8 tahun lebih? Untuk ukuran cinta-cintaan, suka-sukaan gak jelas yang kerap dialami anak muda, bukankah rentang waktu ini begitu berlebihan?